Diberdayakan oleh Blogger.

Welcome to my blog have a nice day ^^

Indonesia

Kami berbeda tapi sama
Kami beragam tapi satu
Itulah Indonesia
Banyak budaya tapi tetap satu bangsa

Entah kenapa aku suka menjadi orang Indonesia, mungkin banyak orang berfikir, "apa enaknya jadi orang Indonesia?" atau "Indonesia itu negara yang miskin" tapi aku tetap cinta Indonesia. Aku hanya sedikit benci mungkin, dengan oknum-oknum yang tak bertanggungjawab yang sebelumnya mengumbar janji dan menarik simpati masyarakat dan telah dipercaya untuk mengemban amanat, namun mereka mengkhianati kepercayaan itu.
Semua itu katanya sudah menjadi budaya di Indonesia. Korupsi, kolusi, dan nepotisme memang sulit dilepaskan dari Indonesia. Namun, apakah itu semua termasuk budaya Indonesia? Aku rasa tidak, budaya dalam pandanganku adalah suatu hal yang mampu menggambarkan alam, keadaan masyarakat dan segalanya tentang daerah yang memiliki kebudayaan tersebut. Sedangkan korupsi dan kawan-kawannya itu, tak mencerminkan alam Indonesia, sangat jauh, walau aku juga belum sempat keliling Indonesia, tapi dari penuturan banyak pihak Indonesia itu bagai surga di dunia, zamrud khatulistiwa, hutan hijau terbentang luas, laut terhampar sepanjang kepulauan, flora fauna hidup bebas bersama alam.
Seharusnya, Indonesia itu bisa menjadi sebuah negara yang maju, yang patut diperhitungkan oleh dunia, dan berpengaruh bagi mereka. Indonesia sebetulnya bisa menonjolkan keunggulannya dalam bidang Pertanian, Perhutanan, dan Perikanan, walaupun sulit untuk maju dengan sektor-sektor tersebut, minimal Indonesia tidak berperan dalam perusakan alam dengan limbah-limbah industri yang beracun. Jika Indonesia menjadi negara yang hijau, banyak negara yang akan membutuhkan kita. Di kala mereka menghasilkan racun, hanya Indonesia yang memiliki penawar racun yaitu hutan-hutan hujannya. Di kala mereka memproduksi pakaian, Indonesia memproduksi pangan, hingga rakyat mampu di sejahterakan.
Namun, dalam praktiknya Indonesia menganut atau meniru teknik yang digunakan oleh negara-negara barat yaitu berkembang dengan Industri. Semua itu bagus jika pelaksanaannya benar-benar dilakukan dan memberikan manfaat bagi rakyat banyak. Namun kenyataannya, banyak hutan habis untuk Industri, namun pelaksanaannya tidak membuahkan hasil karena tidak dilanjutkan dengan berbagai alasan yang terlalu dibuat-buat.
Selain dari 3 sektor tadi Indonesia bisa belajar dari negara Jepang. Dalam sebuah Seminar Pendidikan Karakter, di ceritakan pada masa perang dunia ke-2, ketika bom atom di luncurkan ke kota Nagasaki dan Hiroshima, hal yang pertama ditanyakan oleh Kaisar Jepang bukanlah berapa rakyatnya yang mati, atau berapa prajurit yang selamat, bahkan senjata yang masih ada. Namun, Kaisar Jepang bertanya berapa guru yang masih tersisa. Hal ini menjadi indikasi bahwa Jepang tak lama lagi akan bangkit dengan generasi baru. Dari penuturan tersebut, sektor pendidikanlah yang paling penting bagi Jepang. Sayangnya di Indonesia pendidikan ditangani dengan setengah hati. Banyak program-program yang mencanangkan wajib belajar 9 tahun dan pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Namun, nyatanya banyak anak putus sekolah karena kendala biaya, padahal mereka adalah masa depan Indonesia, mereka yang kelak kan memimpin bangsa ini, namun mereka tak pernah di perhatikan.
Banyak hal yang dimiliki Indonesia, namun mereka yang memimpin bangsa ini tak melihat segala peluang dan potensi yang ada. Mereka hanya bercermin dengan apa yang dilakukan oleh negara barat, tanpa mencoba berfikir sebuah inisiatif baru dalam dunia pemerintahan. Berubah dan menjadi sesuatu yang berbeda tentu sulit dilakukan. Namun, jika tidak di mulai dari sekarang kapan lagi?
Harapanku Indonesia kelak kan menjadi negara yang mampu mensejahterakan rakyatnya, menjadi negara yang di impi-impikan pejuang-pejuangnya, hingga kepergian mereka tak kan sia-sia.

By : Dewi Ponco Wati

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar